Ada 3 hal yang harus kita siapkan agar keuangan kita memiliki kondisi yang baik dan siap untuk memulai berinvestasi, yaitu :
1. Dana Darurat
Inilah sejumlah uang yang perlu disiapkan agar bisa membantu kita saat menghadapi masalah keuangan bisa saja terjadi dalam keluarga kita sendiri, atau mungkin saja terjadi pada orangtua atau saudara kita. Dalam kondisi darurat seperti orangtua sakit, atau saudara mengalami kecelakaan, atau musibah seperti kebanjiran, maka sudah pasti kita harus mengeluarkan uang yang terkadang nilainya cukup besar.
Berapa besarnya dana darurat yang harus kita sisakan? Setidaknya 3 x biaya bulanan keluarga. Misalnya biaya bulanan keluarga kita sebesar Rp. 5 juta, maka dana darurat yang perlu kita miliki adalah sebesar 3 x Rp. 5 juta = Rp. 15 juta.
Inilah jumlah yang perlu kita miliki sebelum mulai berinvestasi. Tempatkanlah dana darurat di tabungan, atau bisa juga dalam bentuk emas. Sebelum memiliki dana darurat, sebaiknya kita tidak berinvestasi dahulu. Kenapa? Karena investasi selain bisa meningkatkan aset kita, tapi juga bisa turun nilainya, tambahan lagi, terkadang tidak mudah cair.Sehingga apabila kondisi darurat terjadi, dan kita belum memilki dana darurat yang cukup, maka bisa jadi kita harus mencairkan investasi kita segera, dan bisa mengalami kerugian yang besar.
2. Penyelesaian Utang Berbunga Tinggi
Utang kosumtif seperti utang kartu kredit ataupun pegadaian misalnya, memiliki bunga yang cukup tinggi. Sebagai contoh, apabila kita memiliki utang kartu kredit maka bunga yang dikenakan bisa mencapai 35% per tahunnya. Hal ini tentu sangat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hasil investasi.
Coba saja bandingkan, misalnya kita berinvestasi dengan target return 15%, sementara memiliki utang 35%. Artinya, kita megalami minus 20%. Selama kita masih memiliki utang berbunga tinggi, sebaliknya tunda dulu investasinya. Buat apa kita berinvestasi sementara kita masih terbebani dengan utang yang berbunga tinggi. Selesaikan dulu utangnya, jangan sisakan sedikitpun. Barulah setelah tidak menanggung beban utang lagi, kita bisa mulai investasi.
3. Asuransi
Memiliki asuransi jiwa dan kesehatan adalah yang utama. Jangan lupakan proteksi yang satu ini, karena kalau pemberi nafkah tidak memiliki asuransi jiwa, maka hilanglah sudah penghasilan keluarga.
Cek dulu apakah pemberi nafkah keluarga sudah memiliki asuransi jiwa. Dan apakah tempat bekerja sudah memberi jaminan kesehatan bagi seluruh keluarga yang cukup? Kalau sudah ada, barulah kita bisa tenang berinvestasi.
Investasi adalah langkah keuangan yang harus dilakukan oleh seluruh keluarga untuk bisa mrncapai tujuan keuangan keluarga. Akan tetapi, sebelum mulai berinvestasi, cek dulu ke 3 langkah tersebut. (Editor : Theresia PM)