Kepercayaan diri pada dasarnya adalah bagaimana anak Anda melihat jati dirinya dan kemampuannya untuk melakukan banyak hal saat bereksplorasi. Kepercayaan diri juga dibentuk oleh betapa dia merasa dicintai dan diberi dukungan, diberi semangat atau kritikan yang dia terima dari orang-orang terdekatnya, misalnya orang tuanya.

Berikut adalah tips bahwa orang tua dapat membuat perubahan yang besar dalam membangun rasa percaya diri yang sehat pada anak Anda:

Tunjukan Rasa Cinta dan Sayang Kepada Anak Setiap Hari

Mengetahui betapa Anda mencintainya akan membuat anak merasa aman, nyaman, dan merasa memiliki satu sama lain. Hal ini sangat penting bagi anak agar merasa yakin dengan dirinya dan dalam memandang dirinya secara positif. Saat dia tumbuh, dia akan terus membangun lingkaran sosialnya, menjadi teman yang baik di pergaulannya, membentuk ikatan dengan rekan di tim olahraga, dan masih banyak lagi. Cinta Anda akan menjadi dasar bagi hubungan yang sehat dan kuat yang akan dia bentuk dalam hidupnya di kemudian hari. So, peluk sang anak, ketika Anda mengucapkan selamat tinggal atau saat menyapanya, membaca buku bersama atau membacakan buku cerita, dan tunjukan padanya bahwa Anda mencintainya setiap hari dengan segala macam cara.

Bermainlah Bersama Dengan Anak dan Bersenang-senanglah

Ketika Anda bermain dengan ananda, ini menunjukan kepadanya bahwa Anda suka menghabiskan waktu dan menghargai kebersamaan bersama dengannya. Hal ini dapat mengembangkan kepercayaan dirinya bahwa dia mampu menjadi orang yang menarik dan menghibur orang atau teman-temannya, yang sangat berguna untuk membentuk ikatan sosial yang kuat. Penelitian menunjukan seorang anak menjadi bahagia dan risiko depresi dan kecemasannya menurun ketika orang tua bermain bersama dengan anak-anaknya.

Baca juga :  Tipe Waralaba yang Cocok Untuk Entreprenur Pemula

Berikan Tugas dan Tanggung Jawab Pada Anak

Bertanggung jawab untuk melakukan tugas yang sesuai dengan umur mereka membuat mereka merasa bahwa dirinya berguna dengan kecakapan atau keahlian yang dia miliki. Walaupun jika pekerjaan yang dilakukannya tidak sempurna, berikan penghargaan atas usahanya. Puji dia untuk semua hal yang telah dia lakukan dengan baik, dan yakinkan dia bahwa seiring berjalannya waktu, dia akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dalam banyak hal termasuk mengerjakan tugasnya.

Biarkan Anak Menjadi Mandiri

Masa usia sekolah dasar adalah masa pertumbuhan anak yang berlangsung cepat tanpa kita sadari. Pada saat mereka menginjak tahun sekolah menengah, banyak anak mulai menghabiskan waktu sendirian di rumah, sudah berani ke sekolah sendiri dan membantu adiknya. Sangat penting bahwa orang tua membiarkan anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi lebih mandiri. Misalnya, membiarkan mereka mencari cara untuk menyelesaikan masalah di sekolah dengan usaha sendiri, mengerjakan PR atau tugas sendiri, menyiapkan sendiri seragam sekolahnya dan lain sebagainya.

Baca juga :  Ini yang Harus Dilakukan Generasi Milenial Setelah Membeli Rumah

Ajarkan Anak, Bahwa Kegagalan Adalah Kesempatan Untuk Belajar

Beri pengertian pada anak, bahwa proses menjadi manusia berarti membuat kesalahan dan tidak selalu sempurna. Ajarkan anak, bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk belajar sehingga terus berusaha untuk memperbaiknya dan meningkatkan kemampuannya.

Jangan Memarahi Atau Membentak

Ketika si anak melakukan sesuatu yang membuat Anda gila atau kewalahan karena berkelakuan buruk, pastikan untuk memahami perilaku anak. Secara manusiawi saat anak memaksakan keinginannya, Anda mungkin akan jengkel atau bahkan marah. Bicaralah dengan sang anak baik-baik. Jangan berteriak atau membentak. Atur emosi Anda ketika mendisiplinkan anak. Cara yang baik untuk melakukan ini adalah dengan wajar dan konsekuensi yang logis. Gunakan suara datar atau suara yang lembut.

Singkirkan Smartphone

Berkat perangkat elektronik ‘gadget’ memungkinkan kita terus terkoneksi dengan dunia luar dan berguna untuk mengirim pesan pribadi atau ke media sosial, memeriksa email setiap hari, dan update berita terbaru di seluruh dunia. Penelitian menunjukan bahwa anak merasa tidak diperhatikan atau dipedulikan apabila orang tua mereka sibuk dengan gadget nya. Rasanya memang tidak baik jika kita tetap asyik dengan gadget dan mengabaikan seseorang yang berada di depat Anda. Ketika Anda sedang bersama sang buah hati, letakan smartphone dan jangan buat kesalahan ‘phubbing’ dengan mengacuhkan ananda, karena lebih fokus pada gadget daripada membangun sebuah percakapan.

Baca juga :  Industri Kuliner yang Bakal Kinclong di 2019

Percaya Diri Bukanlah Sombong Atau Narsis

Rasa percaya diri muncul dari penghargaan dan keyakinan pada diri sendiri. Sedangkan kesombongan justru muncul dan insecure atas kualitas diri sendiri. Rasa percaya diri yang sehat perlu terkait dengan prestasi dan perilaku seseorang. Rasa percaya diri tersebut harus tumbuh dari perilaku anak yang memiliki empati, bersikap dan berkelakuan baik, berjiwa sosial, dan tumbuh dari keberhasilannya dalam bidang atau kegiatan tertentu.

Biarkan Mereka Berkreasi dan Beraksi ‘Show Off’

Bersama anak Anda, buat kerajinan tangan yang dapat menumbuhkan kreatifitasnya dan taruh hasil kerajinan mereka sebagai pajangan di rumah. Ketika si anak membawa pulang karya seninya, puisi, karangan hasil tulisannya, dan tugas lain dari sekolah, minta dia untuk menceritakan bagaimana awal dia membuatnya sampai selesai, apa yang dia inginkan saat orang melihat dan berpikir tentang karyanya, dan apa yang dia sukai tentang kreasinya. Memberikan kesempatan bagi anak untuk memamerkan atau membicarakan karya yang dia buat akan membuat mereka merasa bahwa ciptaannya layak untuk mendapat perhatian, dan bahwa pendapat dan pikirannya itu penting. (Editor: Theresia PM)