Awal tahun 2019 ini, dibuka dengan optimisme berdasarkan keyakinan konsumen terhadap dinamika perekonomian yang berjalan. Pasar pun masih menilai positif, transaksi bisnis yang terjadi selama 2018 lalu.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Desember 2018 mengindikasikan bahwa optimisme konsumen terus menguat, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sebesar 127,0, meningkat dibandingkan dengan 122,7 pada bulan sebelumnya.
“Sementara secara triwulanan, rata-rata IKK triwulan IV-2018 sebesar 123,0, lebih tinggi dibandingkan dengan 122,9 pada triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan pada 2018, rata-rata IKK sebesar 123,6, lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya,” demikian info Departemen Komunikasi BI di Jakarta.
Dijelaskan, peningkatan keyakinan konsumen itu ditopang perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan. Persepsi konsumen yang membaik tercermin dari peningkatan pembelian barang tahan lama.
Sementara itu, optimisme terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama didukung oleh ekspektasi kegiatan usaha. Peningkatan keyakinan konsumen terjadi pada seluruh tingkat pengeluaran responden dan secara spasial kenaikan keyakinan konsumen terjadi pada sebagian besar kota yang disurvei.
Hasil survei, katanya, juga menunjukkan tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang atau Maret 2019 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan tekanan harga pada bulan sebelumnya.
Peningkatan itu terutama disebabkan oleh adanya kekhawatiran konsumen terhadap potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya BBM nonsubsidi. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Harga tiga bulan yang akan datang sebesar 175,2, meningkat dari 174,1 pada bulan sebelumnya.
Sementara pada enam bulan mendatang atau Juni 2019, konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga meningkat disebabkan oleh permintaan yang meningkat selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri. Hal itu tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Harga enam bulan mendatang dari 175,1 pada bulan sebelumnya menjadi sebesar 176,7.
Sebelumnya beberapa kalangan mengkhawatirkan dampak Pemilu Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif di bulan April mendatang, bakal mempengaruhi dinamika ekonomi tanah air. Namun berdasarkan survei BI yang terungkap, optimisme pasar ternyata menghalau kecemasan tersebut. Pemerintah bahkan diyakini mampu menangani riakan sosial sebagai dampak jelang Pilpres dan Pileg di tahun ini.