Bulan suci Ramadhan, dijalani dengan melakukan Ibadah Puasa. Meski harus dilalui di tengah masa pandemi Covid-19 ini, bukan berarti masalah kebugaran tubuh, terbaikan. Menjaga vitalitas selama bulan ini, juga wajib diperhatikan, utamanya dengan melakukan beragam kegiatan yang memerlukan gerak tubuh.
Berolahraga atau melakukan latihan fisik tetap dianjurkan para pakar kesehatan sekalipun di bulan Ramadhan demi menjaga kesehatan tubuh. Hanya saja perlu diperhatikan intensitas dan waktunya.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto menyarankan Anda melakukannya sebelum berbuka puasa. Tetapi, jika Anda tak sempat, tidak apa-apa berolahraga setelah berbuka puasa, tetapi biasanya antara 1-2 jam jeda sebelum tidur atau setelah berbuka puasa saat perut tidak terasa kenyang.
Dengan begitu, lambung atau perut tidak terasa penuh dan mengganggu Anda pada saat melakukan latihan fisik.
Michael mengatakan, jika Anda memaksakkan diri berolahraga saat perut masih terasa penuh maka bisa berisiko membuat Anda mual dan muntah, apalagi jika intensitasnya berat bukannya ringan seperti yang disarankan.
“Karena itu, batasan waktu ini juga sebenarnya sifatnya relatif tapi lebih baik tetap diberi jeda 1-2 jam setelah makan,” kata dia dalam sebuah diskusi daring.
Dia mengingatkan intensitas olahraga saat Ramadhan hanya boleh ringan sampai sedang dan jenis latihannya bisa terdiri dari jenis olahraga aerobik dan anaerobik (latihan beban). Jenisnya beragam mulai dari sekedar jalan keliling rumah, keliling kompleks, bersepeda statis, bersepeda keliling kompleks, treadmill, berenang dan jalan di kolam renang.
“Latihan yang dilakukan hanya boleh intensitas ringan sampai sedang, saya lebih memilihkan olahraga sebelum berbuka puasa. Pada malam hari ada kemungkinan tubuh kita masih aktif karena bilamana berolahraga maka ada EPOC di dalam tubuh kita, itu tubuh menjadi tetap aktif dan terasa hangat,” tutur dia.
Akibatnya, sambung Michael, Anda akan kesulitan tidur dan ini berisiko berdampak pada terlambatnya bangun sahur.
“Karena itu saya lebih suka melakukannya sebelum berbuka dan olahraganya juga tidak berat, waktunya tidak panjang, dan bilamana setelah berlatih kita merasa haus dan lapar, waktu untuk menunggu membatalkan puasa tidak terlalu panjang,” papar dia.
Selain itu, pada saat tubuh melakukan puasa ada risiko mengalami dehidrasi dan olahraga berat berbahaya bagi tubuh karena akan menambah dehidrasi yang sudah ada dan kadar gula darah juga turun.
I have recently started a web site, the information you provide on this site has helped me greatly. Thanks for all of your time & work. Lurlene Virgie Heidi
Very good post! We are linking to this great article on our site. Keep up the great writing. Florentia Stewart Sedgewinn