Meski pandemi masih mendera negeri, rupaya kenaikan minat masyarakat terhadap merek dan produk lokal tertap stabil. Hal ini lantaran kemudahan berbelanja yang disediakan oleh para produsen melalui kanal e-commerce.

Sebuah pemaparan survei “MarkPlus Insight: Peran e-Commerce dalam Mendukung Merek Lokal Selama Pandemi”  menyebutkan bahwa  terdapat peningkatan penjualan produk lokal di kanal online secara signifikan. Meski terdapat angka kenaikan yang fantastis, namun hanya 18% UMKM di Indonesia yang sudah beradaptasi dengan platform penjualan digital

Head of High-Tech, Property & Consumer Goods MarkPlus, Inc Rhesa Dwi Prabowo menerangkan, kecenderungan konsumen membeli produk lokal makin meninggi didorong beberapa faktor, di antaranya selama pandemi, pemasaran online menjadi fokus bagi para pelaku usaha produk lokal menggencarkan pemasaran dan mempromosikan produk di media sosial dan e-commerce, mengikuti berbagai program e-commerce, serta membuat berbagai konten yang menarik.

Rhesa menerangkan, dari hasil survei ini diungkap bahwasanya 51% responden memilih Tokopedia sebagai e-commerce yang paling diminati untuk membeli produk lokal, diikuti Shopee (40,8%), Lazada (4%), Bukalapak (3,4%), JD.ID (0,4%), dan Blibli (0,4%),” jelas Rhesa.

Baca juga :  Tren Pendanaan Online Makin Diminati Wanita Urban

Data lain yang ditemukan dari survei ini, ada 5 (lima) produk lokal favorit konsumen e-commerce Indonesia yaitu fesyen (63,8%), makanan & minuman (49,4%), produk rumah tangga (48,2%), mainan & hobi (40,6%), serta produk ibu & bayi (36,2%).

Persentase pembagian alasan responden dalam memilih Tokopedia sebagai platform yang mendukung produk lokal didasarkan pada ragam program yang dinilai menguntungkan pelanggan seperti diskon untuk produk lokal (75,7%) serta sering digelarnya program yang menampilkan berbagai produk lokal (42,7%).

Alasan lain yang ditemukan pada e-commerce lainnya, Shopee menjadi pilihan konsumen karena banyaknya ulasan positif pada toko produk lokal (53,4%).

Sementara itu, platform e-commerce lainnya tidak dijabarkan karena jumlah responden yang memilih kurang dari 30.

Survei ini juga menunjukkan sejumlah alasan responden memilih platform e-commerce yang dinilai paling mendukung pertumbuhan produk lokal/UMKM.

Baca juga :  Bersiaplah Ladies, Transaksi Keuangan Masa Depan Adalah Digital

Dia menjelaslan, menurut responden, Tokopedia menjadi pilihan utama karena menyediakan kategori khusus toko UMKM pilihan pada e-commerce tersebut (65%) dan banyak mempromosikan produk lokal di berbagai program promosinya (48,6%).

Di sisi lain, Lazada dipilih karena berdasarkan pengetahuan responden, platform tersebut menyediakan dukungan secara keuangan dalam bentuk kredit/bantuan modal (42,1%) diikuti Shopee (33,9%). ‘Namun yang perlu menjadi keterangan, untuk Lazada & platform e-Commerce lainnya hanya dipilih kurang dari 30 responden.” ujar Rhesa.

Dari sudut pandang pihak pemerintah, dukungan yang dilakukan oleh e-commerce untuk pengembangan produk lokal adalah melalui pelatihan & pendampingan serta edukasi terhadap produk lokal.Tubagus Fikri Chikara Satari selaku Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM mengungkap target pemerintah pada tahun 2040 yaitu 30 juta UKM akan onboarding untuk digitalisasi.

Hal ini kemudian ditindak lanjuti oleh Kemenkop UKM dengan menggelar beragam program kemitraan dan pendampingan yang melibatkan universitas, asosiasi, online delivery platform,serta jejaring ritel termasuk e-commerce. “Strategi kita mengkonsolidasi usaha mikro ini adalah dengan mendorong UKM dan juga industri usaha besar agar menjadi mitra, konsolidator, dan aggregator,” ujar dia.

Baca juga :  Pemerintah Siapkan Marketplace bagi 20 juta UMKM

Ayu Purnamasari selaku Owner Dakara Indonesia selaku pegiat usaha lokal di bidang fesyen juga menyampaikan pengalamannya. Meniti usahanya sejak 2017, inisiatif Ayu menggunakan platform digital sebagai sarana penjualan dimulai sejak pandemi Covid -19. Setelah omzetnya sempat anjlok hingga 100%, pihaknya mampu kembali meningkatkan omzet dengan memanfaatkan beragam fitur dan program yang dihadirkan platform e-commerce.

“Hampir 100% hampir tidak ada omzet sama sekali. Akhirnya ketika semua toko offline kami tutup, saya berinisiatif membuka toko di marketplace. e-Commerce membantu sekali saya untuk berjualan online karena mereka punya banyak campaign dan program yang menguntungkan baik bagi penjual maupun pembeli.” pungkas Ayu.