Gairah startup di Indonesia makin subur bertumbuh di tanah air. Perusahaan rintisan digital ini dianggap sebagai lahan bisnis dengan investasi yang cukup menjanjikan. Riset Google yang dirilis A.T. Kearney pada September 2017 pernah memaparkan bahwa nilai investasi startup digital menyentuh Rp 40 triliun di kuartal I 2017. Nilai itu mengungguli investasi sektor lain seperti makanan dan minuman, Rp 37 triliun; kelistrikan, gas dan air Rp 36 triliun; serta baja, mesin dan elektronik Rp 33 triliun.

Melihat aura positif tersebut, untuk ketiga kalinya, NTT Startup Challenge 2019 kembali digelar di Indonesia dengan tujuan untuk terus mendorong terbentuknya ekosistem yang lebih baik perusahaan rintisan atau startup di Indonesia.

“Tujuan kami menggelar Startup Challenge ini intuk mendukung ekosistem startup di Indonesia untuk lebih berkelanjutan. NTT sudah dua tahun fokus menghubungkan antar-startup, tahun ini kami juga menjodohkan startup dengan pelanggan kami,” ujar SVP of Business planning, NTT Ltd, Shigeki Hayashi, dalam temu media di Jakarta.

Baca juga :  Bersiaplah Ladies, Transaksi Keuangan Masa Depan Adalah Digital

Komite NTT Startup Challenge telah menerima aplikasi-aplikasi dengan beragam proposal dari perusahaan-perusahaan rintisan yang berasal dari sektor vertikal yang berbeda-beda.

Tahun ini, tiga besar vertikal yang paling popular adalah Fintech (12 persen), Edutech (11 persen), dan Matching platform (10 persen).

Vertikal lainnya yang turut serta dalam kegiatan ini adalah e-Commerce (enam persen), Healthcare (lima persen), AgriTech (empat persen), Perjalanan, Olahraga, Makanan, Marketplace (tiga persen), Logistik, HR, Crowdfunding, Pengelolaan Sampah, AI, Perangkat Keras (dua persen).

Tahun lalu, vertikal yang paling diminati adalah Agritech dan e-Commerce. Tren ini berubah didorong dengan banyaknya perusahaan rintisan yang melihat peluang di Fintech dan Edutech yang akan mendorong perekonomian negara-negara di Asia Tenggara dalam lima tahun mendatang.

Baca juga :  Mau Nabung Lebih Untung? Lekas Investasi Emas

“Kami telah menerima lebih dari 600 aplikasi tahun ini dan telah memilih sepuluh finalis untuk menghadiri kontes pemaparan singkat ide,” kata pencentus dan pemilik program NTT Startup Challenge, Yasunori Kinebuchi. Sepuluh finalis telah mempresentasikan ide-ide mereka, kepada panelis juri yang berasal dari berbagai latar-belakang profesi dan bisnis pada Rabu (20/11).

Ilustrasi start up bussiness

Para finalis juga diberikan kesempatan untuk bertemu dengan beberapa investor dan perusahaan-perusahaan, termasuk NTT dan mitra-mitra strategisnya pada hari kedua, Kamis.

Dari sepuluh finalis — tujuh startup asal Indonesia, dua startup asal Singapura, dan satu startup asal Malaysia — NTT mengumumkan tiga pemenang NTT Startup Challenge 2019, yang keseluruhannya berasal dari Indonesia.

Pemenang pertama adalah Nodeflux perusahaan rintisan yang menyediakan real data monitoring mengenai pengenalan dan tingkah laku manusia menggunakan teknologi AI.

Baca juga :  Mau Usaha Naik Kelas Jangan Malas Urus Legalitas! (2)

Teknologi mereka bisa digunakan di berbagai industri seperti perbankan, periklanan, dan hospitality, serta mendukung konsep kota pintar.

Pemenang kedua yaitu Modal Rakyat, perusahaan rintisan Fintech P2P dengan kemampuan mitigasi resiko keuangan, yang melayani B2B2C.

Pemenang ketiga yakni Awan Tunai perusahaan rintisan yang bergerak di bidang rantai pasokan dengan pengembangan keuangan mikro untuk pengecer yang memberikan informasi berupa data penjualan, informasi tentang kredit, hingga mitigasi resiko.

NTT Startup Challenge 2019 menyediakan total hadiah sebesar 10.000 dolar AS, dengan rincian 5.000 dolar AS untuk pemenang pertama, 3.000 dolar AS untuk pemenang kedua, dan 2.000 dolar AS untuk pemenang ketiga.

NTT Startup Challenge 2019 sebelumnya telah digelar di India pada Juni lalu. Selanjutnya, NTT berencana menyelenggarakan NTT Startup Challenge pada tahun 2020 di Indonesia dan di dua negara lainnya di Asia Tenggara.