Sebuah inovasi mutakhir akan dikembangkan Pemerintah yakni pengadaan rumah tahan gempa. Bangunan ini dianggap penting keberadaannya bagi masyarakat Indonesia, yang memang secara geografis rentan dengan bencana alam. Dengan harga yang relatif murah, diharapkan dapat terjangkau oleh masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan gempa.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menawarkan inovasi rumah tahan gempa jika ada industri yang tertarik memasarkan teknologi ini. Indonesia merupakan negara yang rawan bencana, salah satunya gempa bumi. Kehadiran rumah tahan gempa yang nyaman dan layak dihuni pun bisa menjadi pilihan hunian yang aman.
Berkaca dari gempa di Lombok dengan kekuatan 7 SR, ribuan rumah rusak dan roboh. Mayoritas rumah tidak tahan gempa. Tak hanya itu, bangunan di wilayah lain, termasuk perkotaan, belum tentu sudah tahan guncangan gempa.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto mengatakan, Balai Teknologi Polimer BPPT sudah membuat rumah tahan gempa berbahan polimer, dapat dibangun dengan cepat dan tahan gempa. “Pengembangannya sekarang dibuat lebih nyaman dan tidak lagi terlihat darurat,” ungkap Unggul. Sementara itu, terkait rumah komposit ini, untuk ke arah komersial belum dilakukan. Saat ini BPPT baru mengajukan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta sejumlah asosiasi.
Senada dengan itu, Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Eniya Listyani Dewi menyebut, rumah komposit tahan gempa berukuran 5 – 6 meter ini berharga Rp 60.000.000. “Bermaterial plastik, knock down, tahan gempa, digoyang-goyang tidak roboh,” katanya.
BPPT juga menawarkan berbagai inovasi teknologi kepada sejumlah industri. Selain rumah tahan gempa, BPPT juga sudah banyak berinovasi di bidang energi, pertambangan dan lingkungan.