Persiapan Investasi di Bursa Berjangka Indonesia
Banyaknya produk-produk investasi di jaman era modern ini, dari yang kategori “pasif” seperti contohnya: emas, properti, reksadana, sampai yang berkategori “aktif” seperti : obligasi, saham, derivatif, pastinya memiliki masing-masing keunggulan dan kelemahannya sendiri. Untuk itu Ladies, kita perlu mempelajari jenis produk-produk investasinya, kategorinya serta resiko yang nanti akan kita hadapi. Kali ini kita akan mengupas tentang bagaimana Persiapan Investasi di Bursa Berjangka Indonesia.
Sebelumnya, kita berkenalan dulu dengan istilah investasi pasif dan aktif. Pastinya semua orang sudah kenal dengan produk investasi kategori “pasif” ini, bagaimana dengan kategori produk investasi “aktif” terutama yang berjudul “derivatif dan berjangka”? Pasti masih banyak yang awam tentang produk ini.
“Derivatif” berarti turunan, contohnya reksadana adalah produk derivatif dari saham. Sedangkan “Berjangka”, berarti investasi yang memiliki jangka waktu, contohnya, deposito berjangka, yang memiliki jatuh tempo yang berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan sampai 12 bulan. Produk investasi ini bersifat Kontrak Derivatif dan Kontrak Berjangka.
Investasi Aktif Derivatif dan Berjangka
Produk-produk yang tergolong dalam investasi “aktif” derivatif dan berjangka ini adalah: Futures, Option, CFD, Forward Comodity, Foreign Exchange dll. Kenapa di sebut “aktif”, karena keuntungan dari investasi ini jauh lebih besar dibanding dengan bunga deposito tahunan, bahkan bisa di dapat dalam waktu harian, mingguan ataupun bulanan. Tapi tentu juga dibarengi dengan resiko yang besar juga.
Tempat khusus di mana produk investasi derivatif dan berjangka ini diperdagangkan yaitu di Indonesia Derivatif Exchange (untuk kontrak Derivatif) dan Bursa Berjangka Jakarta (untuk kontrak Berjangka). Kita fokus ke Bursa Berjangka dulu ya..
Ada 10 hal yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi di Bursa Berjangka. Ini juga dapat membantu calon investor yang belum mengerti benar tentang Investasi Kontrak Berjangka.
Pertama
Siapa saja yang berminat untuk berinvestasi dalam kontrak berjangka, harus memiliki dana ‘lebih’ yang bukan uang/dana pinjaman dan bukan uang/dana yang sedang dipakai bertransaksi margin lainnya
Kedua
Calon investor mempersiapkan uang jaminan (margin) untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian dalam kontrak berjangka. Karena kontrak berjangka memperdagangkan risiko, dan risiko itu harus ada jaminannya.
Ketiga
Calon Investor perlu memahami dan mempelajari produk yang akan ditransaksikan di bursa, karena setiap produk memiliki sifat, ciri-ciri, dan karakter masing-masing yang berbeda.
Keempat
Investor mempersiapkan uang/dana investasinya dengan terencana dan siap menghadapi risiko terburuk, yaitu kerugian.
Kelima
Calon investor perlu mempersiapkan uang/dana cadangan untuk membeli kontrak berjangka komoditi yang lain, jika dilihat pasar lainnya lebih aktif. Gunanya untuk menekan risiko sekecil mungkin, dengan melakukan investasi yang menyebar.
Keenam
Untuk melakukan transaksi investasi ini jangan untuk coba-coba, karena tidak ada transaksi yang singkat dalam kontrak berjangka.
Ketujuh
Calon investor dianjurkan memilih pialang yang berkinerja baik, mendapatkan ijin usaha, dan memberikan fasilitas layanan yang terbaik dari berbagai segi, baik dari segi jumlah uang/dana yang diperbolehkan untuk diinvestasikan sampai fee yang harus dibayarkan, karena semua itu tergantung dari kebijakan dan aturan pialang.
Kedelapan
Analisa dan melihat kecenderungan pergerakan pasar, sebagai data historis pergerakan harga kontrak berjangka komoditi atau produk yang diperdagangkan di pasar internasional, minimal 3 bulan sebelumnya, harus dipersiapkan oleh calon investor. Dengan demikian range kenaikan harga untuk investasi dapat ditentukan besarannya oleh calon investor.
Kesembilan
Pertimbangan analisa lainnya yang harus diperhatikan oleh calon investor adalah keadaan perdagangan luar negeri dan kebijakan yang terkait pada kontrak berjangka. Selain itu keadaan alam (cuaca), serta harga-harga komoditi internasional juga harus dipelajari, karena penetapan harga komoditi lokal tidak berbeda jauh dengan harga komoditi internasional yang sejenis.
Kesepuluh
Calon investor harus memperhatikan keputusan terakhir dari transaksi, siap menerima jumlah dan volumenya yang sesuai dengan nilai investasi. Tidak ada biaya ongkos pengambilan dan pengiriman atau asuransi, yang ada hanya biaya komisi dan penyimpanan jika diperlukan.
Demikian 10 hal penting tentang Persiapan Investasi di Bursa Berjangka Indonesia yang harus diperhatikan sebelum berinvestasi ya, Ladies. Selamat berinvestasi!