Bulan Agustus 2017 ini, pemerintah kembali mencanangkan vaksinasi gratis untuk anak-anak usia 9 bulan sampai 15 tahun dengan imunisasi MR (Measles-Rubella). Vaksinasi ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit akibat virus campak (measles) dan campak jerman (rubella).

Selain MR, tahun 2017 ini, Kementrian Kesehatan RI juga mewajibkan tiga macam vaksinasi lagi yang harus diberikan untuk anak-anak, yaitu vaksin kanker serviks (HPV), vaksin pneumokokus (pneumo) untuk mencegah radang paru dan vaksin pencegah radang otak (JE).

Kenali dan Cegah Rubella (Gambar : idai.co.id)

Kampanye vaksin MR fase pertama dilakukan di pulau Jawa pada bulan Agustus sampai September 2017. Pada bulan Agustus, kampanye dan vaksinasi gratis dilaksanakan di sekolah-sekolah (SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat) untuk anak-anak usia sekolah maksimal 15 tahun.

Untuk bayi usia 9 bulan ke atas, anak-anak pra sekolah dan juga anak usia sekolah yang tidak bersekolah, imunisasi diberikan di Posyandu, Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya pada bulan September 2017.

Vaksinasi MR sebelumnya menjadi satu paket dengan vaksin gondongan (Mumps) yang dikenal sebagai imunisasi MMR. Namun banyak masyarakat yang tidak memberikan imunisasi ini kepada anaknya karena biayanya lebih mahal daripada imunisasi dasar jenis lain dan harus ditangani oleh dokter spesialis anak.

Baca juga :  Olahraga yang Aman bagi Penderita Hipertensi Paru

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella  yang tercatat pada tahun 2011. Angka ini cenderung meningkat dalam empat tahun terakhir, akibat penurunan jumlah partisipan anak yang menerima vaksinasi penyakit ini sebelumnya.

Apa sih Rubella Itu?

Rubella dan campak adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditularkan melalui saluran pernafasan. Meskipun sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dari campak.

Campak dapat menyebabkan komplikasi seperti diare, radang paru, radang otak, kebutaan, bahkan sampai kematian. Gejalanya mulai dari demam, ruam, batuk, pilek, juga mata merah dan berair. Penyakit ini biasanya menyerang bayi sampai anak usia Sekolah Dasar (SD).

Ruam Rubella pada anak (Foto : mediskus.com)

Selain timbul ruam, penderita rubella bisa mengalami bengkak pada kelenjar getah bening selama seminggu dan nyeri sendi selama sekitar dua minggu. Anak-anak yang mengalami rubella biasanya sembuh dalam waktu seminggu, tetapi pada orang dewasa bisa lebih lama.

Baca juga :  Waspadai Risiko Kesehatan Tulang selama Pandemi

Mengapa Rubella Harus Diwaspadai?

Virus rubella dapat menyebar dengan sangat mudah. Penularan utamanya melalui butiran liur di udara yang dikeluarkan penderita melalui batuk atau bersin. Berbagi makanan dan minuman dari piring atau gelas yang sama dengan penderita juga dapat menularkan rubella.

Meskipun rubella tidak berakibat fatal pada anak dan dewasa, virus ini bisa membawa pengaruh permanen pada janin dalam kandungan. Jika seorang wanita hamil terinfeksi rubella, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, bayi yang dikandungnya bisa mengalami Sindrom Rubella Kongenital (SRK), atau bahkan kematian dalam kandungan.

Apakah Itu Sindrom Rubella Kongenital (SRK)?

Sindrom Rubella Kongenital adalah suatu kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari katarak (kekeruhan lensa mata), penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran dan keterlambatan perkembangan, termasuk keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.

Baca juga :  Yuk, Jaga Kadar Kolesterol selama Berpuasa

SRK disebabkan infeksi virus rubella pada janin selama masa kehamilan akibat ibu tidak mempunyai kekebalan terhadap virus rubella. Seorang anak yang terinfeksi rubella ketika masih dalam kandungan dapat menunjukkan satu atau lebih gejala SRK, dengan gejala paling sering adalah gangguan pendengaran.

Bayangkanlah seorang anak yang hidup dengan SRK. Dia akan mengalami gangguan pendengaran, gangguan penglihatan dan gangguan intelektual seumur hidupnya. Mengingat beratnya kecacatan yang ditimbulkan, besarnya biaya operasi serta rangkaian terapi yang harus diperoleh si anak sepanjang hidupnya, tentu biaya yang dikeluarkan sangat besar. Ini bisa menjadi beban bagi keluarga maupun pemerintah.

Akibat Infeksi Rubella Pada Janin (Foto : idai.or.id)

Sebagaimana kebanyakan penyakit yang disebabkan oleh virus, campak dan rubella tidak ada obatnya. Penyakit ini hanya bisa dicegah dengan sistem ketahanan tubuh yang baik.

Program imunisasi yang digalakkan pemerintah saat ini bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Marilah kita turut menjaga generasi penerus bangsa kita agar terhindar dari penyakit-penyakit yang berbahaya.